Senin, 05 Juli 2010

Tidak Ada Salah nya Memulai Sesuatu

                                  Globalization - Good Thing or Bad Thing ?

 by Dyah Kartika Rini
Monday, August 18th, 2008

Seringkali terjadi perdebatan di kalangan para pengamat ekonomi di berbagai media massa di Indonesia bahwa krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia sejak tahun 1997 hingga kini merupakan dampak dari berlangsungnya Globalisasi. Sebenarnya apakah Globalisasi itu? Dan sejauhmana dampaknya terhadap perekonomian di Indonesia. Mungkin banyak diantara kita yang telah mengetahui bahwa krisis nilai tukar yang kemudian merambah dengan cepat ke sektor perbankan di Indonesia yang ternyata memang lemah merupakan starting point terjadinya krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997 yang kemudian menjadi krisis ekonomi yang menimpa dan meluluh-lantakkan dunia usaha, bahkan kini menjadi krisis multidimensi yang tak kunjung dapat diatasi oleh Pemerintah Indonesia.

Sebelum kita beranjak pada pembahasan selanjutnya, ada baiknya kita menelaah kembali kajian empiris mengenai definisi Globalisasi. Ada berbagai tokoh yang mengemukakan definisi mengenai Globalisasi, Bill Clinton mengatakan bahwa “Globalization was the World Without Walls”. Tony Blair memberikan definisi Globalisasi sebagai “Inevitable and Irresistible”. George W. Bush menjelaskan bahwa Globalisasi adalah “Ties of Trade and Trust”. Ekonom Paul Krugman mendefinisikan Globalisasi sebagai �A Catchall phrase for growing world trade, the growing linkages between financial markets in different countries and the many other ways in which the world is becoming a smaller place�. Ex-World Bank Ekonom Joseph Stiglitz memberikan definisi yang lebih spesifik mengenai Globalisasi, yaitu �The removal of barriers to free trade and the closer integration of National Economies� . [1]

Proses untuk memaknai sebuah era yang bernama Globalisasi berawal dari bagaimana kita melihat sistem kapitalisme yang terjadi dalam sebuah sistem perekonomian di suatu negara. Ada dua pilar utama yang menopang sistem kapitalisme modern, yaitu pasar uang (sistem perbankan) dan pasar modal. Kedua pilar (sektor finansial) inilah yang memungkinkan terjadinya proses akumulasi modal yang sangat pesat. Sedemikian pesatnya, sehingga kian tak berkaitan langsung (decoupling) dengan perkembangan sektor real. Peningkatan kesejahteraan yang bersumber dari aktivitas di kedua pasar ini semakin artificial, oleh karena itu akan mengakibatkan kerentanan dalam perekonomian khususnya dan kehidupan manusia umumnya. Hal ini disebabkan oleh pola eksploitasi yang telah melampaui batas-batas negara sebagai konsekuensi dari adanya gelombang globalisasi.

Gelombang globalisasi yang melanda seantero dunia sejak dekade 1980-an jauh berbeda dari segi intensitas dan cakupannya. Proses konvergensi yang kita saksikan akibat dari globalisasi dewasa ini praktis telah menyentuh hampir seluruh sendi kehidupan (ekonomi, politik, budaya, ideologi) bahkan telah menyentuh hingga tataran sistem dan proses. Kecenderungan globalisasi ternyata disertai dengan fragmentasi, dimana globalisasi mengandung elemen-elemen seperti integration, interdependence, multilateralism, openness dan interpretation. Disisi lain, elemen-elemen dari fragmentasi adalah disintegration, autarchy, unilateralism, closure dan isolation. Sementara itu globalisasi saat ini mengarah kepada globalism, spatial compression, universalism, homogeneity dan convergency. Sementara fragmentasi lebih mengarah pada nationalism atau regionalism, spatial distension, separatism, heterogeneity dan divergency (Clark, 1997 : 1-2).

Banyak pihak yang melihat bahwa globalisasi merupakan hal yang niscaya dalam sejarah, oleh karena itu gelombang globalisasi tidak dapat dihentikan. Pandangan ini muncul sebagai akibat dari pendapat sementara berbagai pihak yang prihatin terhadap kecenderungan perkembangan ekonomi dunia yang kian tak menentu dan sangat rentan terhadap gejolak, terutama sebagai akibat dari arus finansial global yang semakin tidak terkendali. Padahal tidak semua negara memiliki daya tahan terhadap arus tersebut dan siap untuk bertarung di kancah lalu lintas finansial global yang tidak lagi mengenal batas-batas negara. Yang dikhawatirkan oleh negara-negara tersebut adalah bentuk eksploitasi baru, yaitu oleh financially-driven economies terhadap good-producing economies. Globalisasi juga membawa dampak negatif jika ditinjau dari pendekatan struktur ekonomi politik internasional, yang terjadi sebenarnya adalah kondisi yang tidak �global� tetapi terjadinya ketidakseimbangan
 spatial yang ditunjukkan oleh konsentrasi kegiatan ekonomi di dalam Triad Regions (Amerika Utara, Eropa Barat dan Asia Timur), sedangkan kawasan lainnya tetap saja terbelakangan bahkan cenderung termarjinalkan dari proses penciptaan kesejahteraan. Konfigurasi tripolar telah berkembang sejak dekade 1960-an dan secara substantial mengalami penguatan selama dekade 1980-an. Perlu disadari bahwa pelaku-pelaku di era globalisasi bukanlah individu yang bersih dari motif buruk dan destruktif terhadap individu lainnya. Mereka merupakan pihak-pihak yang melakukan praktek-praktek yang bersifat eksploitatif. Faktor-faktor yang memicu globalisasi itu sendiri adalah hasil dari proses pengambilan keputusan yang mempunyai motif politik karena menyangkut masalah ekspansi kekayaan bukan bertujuan untuk mengalokasikan kekayaan tersebut. Persoalan besar lainnya yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan dunia internasional untuk
 melakukan liberalisasi perekonomian negara tersebut adalah adanya social and political cost yang terjadi akibat dari terbukanya pasar barang dan pasar finansial. Liberalisasi barang, jasa serta modal membuat posisi pekerja dan serikat pekerja kian lemah. Dilain pihak unskilled labor tidak bebas berpindah ke negara dengan tingkat upah yang lebih tinggi. Sehingga proses liberalisasi yang terjadi lebih bersifat searah yang merugikan kepentingan negara-negara berkembang karena hanya pergerakan tenaga kerja yang tidak terakomodasi dalam proses liberalisasi saat ini. Hal tersebut membuat beban sosial yang dipikul oleh negara-negara berkembang semakin berat, padahal kemampuan mereka membentuk social safety nets sangatlah terbatas.

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh dunia usaha agar dapat unggul di era globalisasi ? Secara sederhana suatu perusahaan dapat dikategorikan berkelas dunia jika mampu menjadi pelaku utama dalam sebuah industri. Keutamaan yang diperolehnya jika usaha tersebut mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam penentuan harga di pasar (market leader) dan yang lebih baik lagi jika perusahaan tersebut menjadi trend setter di lingkungan industrinya. Lazimnya perusahaan seperti ini beroperasi di struktur pasar oligopoli maupun monopoli. Dengan definisi ini berarti hanya segelintir perusahaan saja yang mempunyai predikat sebagai perusahaan kelas dunia. Kategori yang lebih longgar berlaku untuk perusahaan-perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah dan mampu bersaing di pasar internasional secara sustain, minimal perusahaan harus dapat mempertahankan pangsa pasarnya dengan bertopang pada landasan yang kokoh karena memiliki
 tingkat kompetensi yang baik dalam menentukan harga yang memperbaiki kualitas produknya. Kompetensi harga terbentuk dari kemampuan berekspansi sampai pada tingkat produksi yang optimal, yaitu pada tingkat yang menghasilkan biaya rata-rata jangka panjang yang paling rendah. Setiap jenis usaha memiliki tingkat optimalisasi yang berbeda-beda. Misalnya, perusahaan listrik, telekomunikasi maupun oil dan gas pada umumnya mencapai tingkat optimal pada skala produksi yang sangat besar tatkala demand curve memotong average cost curve yang masih sedang menurun. Sementara itu kompetensi kualitas akan diperoleh dari kemampuan perusahaan untuk selalu memperbaharui produknya melalui proses inovasi.

Tetapi kondisi yang ada saat ini faktor besar-kecilnya skala perusahaan ataupun kategori lainnya tidak cukup relevan dalam menentukan besar-kecilnya kontribusi dunia usaha dalam proses penyehatan kondisi perekonomian suatu negara. Kekokohan dunia usaha lebih bergantung pada proses dinamika yang terjadi di pasar, dalam suatu lingkungan politik yang demokratis, sehingga memberikan kesempatan yang sama bagi semua pelaku usaha dalam mengoptimalkan seluruh potensi terbaik yang dimilikinya. Namun satu hal yang paling menarik untuk dikaji lebih jauh adalah ternyata usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi mempunyai ketangguhan yang luar biasa dalam menghadapi era globalisasi dibandingkan perusahaan dengan skala yang lebih besar, mengapa?

Pertama, sebagian besar usaha kecil menghasilkan barang-barang konsumsi (consumer goods). Kelompok barang ini mempunyai ciri bahwa permintaan terhadap perubahan pendapatan (income elasticity of demand) relatif rendah, artinya seandainya terjadi peningkatan pendapatan masyarakat, permintaan atas kelompok barang ini tidak akan meningkat banyak, sebaliknya jika pendapat masyarakat turun karena disebabkan oleh faktor tingginya tingkat inflasi, kenaikan harga BBM dan lainnya, maka permintaan akan kelompok barang inipun tidak akan banyak berkurang. Dengan demikian secara rata-rata tingkat kemunduran usaha kecil tidak separah yang dialami oleh usaha yang lebih besar, terutama usaha yang selama ini bisa besar karena memperoleh fasilitas istimewa dari pemerintah. Kedua, terbentuknya usaha-usaha kecil terutama di sektor informal, sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja di sektor formal � akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan. Banyaknya unit
 usaha baru di sektor informal ini yang pada akhirnya membuat tidak terjadinya penurunan jumlah UMKM dan koperasi, bahkan sangat mungkin terjadi peningkatan. Ketiga, mayoritas usaha kecil lebih mengandalkan pendanaan usahanya pada non-banking financing. Hal ini terjadi karena akses usaha kecil pada fasilitas perbankan sangat terbatas. Maka dapat dipahami bahwa ditengah keterpurukan sektor perbankan akibat terpaan krisis ekonomi, justru usaha kecil tidak banyak terpengaruh. Keempat, pada umumnya usaha kecil melakukan spesialisasi produksi, artinya hanya memproduksi barang atau jasa tertentu saja. Modal yang terbatas menjadi salah satu faktor yang melatarbelakanginya, selain itu juga karena struktur pasar yang mereka hadapi lebih mengarah kepada struktur pasar persaingan sempurna (perfect competition) dimana tingkat produsen dan konsumen sangat tinggi, oleh karenanya para pelaku usaha kecil ini biasanya mempunyai kekuatan dalam mempertahankan usahanya yang
 merupakan satu-satunya sumber penghidupannya sehingga spesialisasi dan struktur pasar persaingan sempurna inilah yang membuat usaha kecil cenderung lebih fleksibel dalam memilih usaha dan berganti jenis usaha.

Dengan demikian, agar UMKM dapat ditempatkan dalam sebuah kerangka utuh bagi terwujudnya suatu pembaruan ekonomi yang mendasar, maka diperlukan sebuah landasan yang kokoh dan kerangka pemikiran yang komprehensif. Dengan cara ini diharapkan dapat ditemukan dan dikenali sumber-sumber permasalahan yang sebenarnya, sehingga cara-cara penyelesaiannya pun dapat lebih terstruktur. UMKM tidak lain adalah sekelompok pelaku usaha yang bersama-sama dengan usaha besar menggerakkan roda perekonomian. Perberdayaan ekonomi rakyat pada dasarnya merupakan manifestasi dari tuntutan pembangunan ekonomi yang berlandaskan kepada nilai-nilai demokrasi yang universal, yaitu menjadikan manusia sebagai subjek pembangunan dengan otonomi sebagai titik tolaknya. Potensi yang ada pada rakyat harus diberdayakan secara maksimal, seperti yang dilakukan oleh Ibu Erma yang berasal dari pinggiran kota Solo yang bersama-sama dengan kaum perempuan di kotanya menggerakkan potensi masyarakat
 di pinggiran kota Solo (khususnya kaum perempuan) untuk memulai sebuah usaha dengan skala kecil dengan memberikan pinjaman usaha sebagai modal awal melalui mekanisme pembagian keuntungan yang sangat manusiawi. Mengacu pada konsep Grameen Bank sebagai pemberi pinjaman modal bagi pengusaha kecil yang telah sukses dijalankan oleh penerima Nobel Perdamaian Dunia, Mohamad Yunus dari Bangladesh. Secara bersama-sama, Ibu Erma dan teman-temannya memulai usaha dengan skala kecil (seperti membuat barang-barang tembikar dengan bahan dasar tanah liat untuk kebutuhan rumah tangga, memberdayakan barang-barang bekas dan mengolahnya menjadi perangkat rumah tangga yang berguna, dll.) Selain memberikan pinjaman modal awal kepada masyarakat kelas bawah, Ibu Erma dan kawan-kawannya juga memberikan advokasi mengenai jenis usaha yang dijalankan sambil terus mendampingi mereka agar usaha yang dirintis oleh masyarakat kelas bawah tersebut dapat berjalan dengan baik dan mereka
 dapat memperoleh manfaatnya. Hingga kini jumlah pengusaha kecil yang mulai tumbuh di pinggiran kota Solo tersebut sudah mencapai ribuan orang.. Subhanallah…

Dyah Kartika Rini Djoemadi
Ketua Kompartemen Keanggotaan dan Kaderisasi
BPP HIPMI
Guest Lecturer di Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia,
Program Pasca Sarjana Universitas Sahid dan Swiss German University

——————————————————————————–



DAFTAR ASOSIASI JASA KONSTRUKSI INDONESIA
Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI)
Jl. Raya Ragunan No. C1, Jati Padang, Pasar Minggu
Telepon : +62-21-78847247
Fax : +62-21-7806119
Email : bpp@gapensi.or.id
Website : http://www.gapensi-online.com

Gabungan Perusahaan Nasional Rancang Bangun Indonesia (GAPENRI)
Perkantoran Fatmawati Mas, Blok I No. 113, Lt. II, Jl. RS Fatmawati No. 20
Telepon : +62-21-7654908, +62-21-7699760
Fax : +62-21-7659408, +62-21-7699760

Gabungan Perusahaan Kontraktor Nasional (GABPEKNAS)
Jalan Raden Saleh Nomor 28
Telepon : +62-21-3900326/3921346
Fax : +62-21-3900326
Email : admin@gabpeknas.org
Website : http://www.gabpeknas.org

Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI)
Wijaya Graha Puri Blok D-1, Jl. Darmawangsa Raya No. 2
Telepon : +62-21-7200794
Fax : +62-21-7206805
Email : -
Website : http://www.aki.or.id

Asosiasi Kontraktor Air Indonesia (AKAINDO)
Komplek Ruko Perkantoran Jl. Raden Saleh Raya No.18L
Telepon : +62-21-3162871
Fax : +62-21-3162873

Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI)
Komp. Perkantoran Kebayoran Indah Blok B No.3, Jl. Cileduk Raya No. 10
Telepon : +62-21-7268491
Fax : +62-21-7230329

Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO)
Jl. Bendungan Hilir Raya No. 29
Telepon : +62-21-5738577
Fax : +62-21-5733474

Asosiasi Aspal Beton Indonesia (AABI)
Puri Sentra Niaga kalimalang Blok B No. 38, Jl. Raya Kalimalang
Telepon : +62-21-8626522
Fax : +62-21-8631840
Email : dpp@aabi.or.id
Website : http://www.aabi.or.id

Asosiasi Perusahaan Pengelola Alat Berat/Alat Konstruksi Indonesia (APPAKSI)
Jl. Kelapa Molek IV Blok U2 No.24 Kelapa Gading Jakarta Utara
Telepon : +62-21-45846516, +62-21-32958482
Fax : +62-21-45846516
Email : appaksi@gmail.com

Asosiasi Perusahaan Survey dan Pemetaan Indonesia (APSPI)
Sekretariat: Terusan Jakarta No. 281, Ketua: Jl. Cikadung Raya Timur No. 91A
Telepon : +62-22-7270524, +62-21-5604361
Fax : +62-22-7270524, +62-21-5672734

Asosiasi Perawatan Bangunan Indonesia (APBI)
Jl. Raya Kebayoran Lama No. 9D
Telepon : +62-21-5346418, +62-21-5346475
Fax : +62-21-5349376

Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (APNATEL)
Darmawangsa Square I - 1, Jl. Darmawangsa 6, Kebayoran Baru
Telepon : +62-21-7251448
Fax : +62-21-7251448
Email : sekretariat@apnatel.or.id
Website : http://www.apnatel.or.id

Asosiasi Pengusaha Konstruksi Nasional Indonesia (ASPEKINDO)
Jl. Utan Kayu No. 48
Telepon : +62-21-8574444
Fax : +62-21-85912309
Email : dpn@aspekindo.org
Website : http://www.aspekindo.org

Asosiasi Kontraktor Konstruksi Indonesia (AKSI)
Gedung UNAS Blok E Lantai I Jl. Kalileo 17-19 Senen
Telepon : 021-4223928
Fax : 021-4223928
Email : aksi@aksionline.org
Website : http://www.aksionline.org

Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (GAPEKSINDO)
Jl. Tebet Barat I Perkantoran Tebet Mas Indah No.2
Telepon : +62-21-83794129
Fax : +62-21-83794128
Email : bsapgps@indosat.net.id

Asosiasi Kontraktor Umum Indonesia (ASKUMINDO)
Jl. Mayjen Sutoyo Kav.22 Suite 705. FL7
Telepon : +62-21-8011370 ext.1705
Fax : +62-21-8011365

Asosiasi Kontraktor Sumber Daya Air Indonesia (AKSDAI)
Jl. PAM Baru I No. 4, Pejompongan
Telepon : +62-21-5703305
Fax : +62-21-5703305
Email : aksdai_pusat@indo.net.id

Asosiasi Kontraktor Mekanikal Indonesia (AKMI)
Wisma Tugu 2 lt. 8, Jl. H. R. Rasuna Said Kav. C7-9, Kuningan
Telepon : +62-21-5221022
Fax : +62-21-5221024
Email : akji_pusat@cbn.net.id

Asosiasi Kontraktor Jalan dan Jembatan Indonesia (AKJI)
Jl. M. T. Haryono Kav. 52-53, Gedung Pusdiklat Depkop
Telepon : +62-21-7919120
Fax : +62-21-7991690
Email : akji_pusat@indo.net.id

Asosiasi Kontraktor Gedung dan Pemukiman Indonesia (AKGEPI)
Jl. Prof. DR. Latumeten, Perkantoran Kota Grogol Blok C No. 22
Telepon : +62-21-5600701
Fax : +62-21-5686236
Email : akgepi_pusat@indo.net.id

Asosiasi Kontraktor Tata Lingkungan Indonesia (AKTALI)
Jl. M. T. Haryono Kav. 52-53, Ruang 08-09 F, Gd. Pusdiklat Depkop & UKM
Telepon : +62-21-7919120
Fax : +62-21-7911690
Email : aktali_pusat@indo.net.id

Asosiasi Pelaksana Konstruksi Nasional (ASPEKNAS)
Jl. Kebun Jeruk VI No. 24A
Telepon : +62-21-6253070
Fax : +62-21-6240668
Email : dpp_aspeknas@yahoo.com
Website : http://www.yellowklik.com/aspeknas

Asosiasi Perusahaan Kontraktor Mekanikal dan Elektrikal Indonesia (APKOMATEK)
GEDUNG UNAS ( GALILEO ). JL.KALILEO NO.17-19, BLOK F. LANTAI 1 ,SENEN
Telepon : +62-21-3802275
Fax : +62-21-3802275
Email : apkomatek@telkom.net

Asosiasi Perusahaan Kontraktor Pertamanan Nasional (ASPERTANAS)
Jl. Perintis Kemerdekaan Komp. Perkantoran Pulomas Blok. V No.5
Telepon : +62-21-47862232
Fax : +62-21-4711599
Email : dppaspertanas@yahoo.com

Asosiasi Perusahaan Pengeboran Air Tanah Indonesia (APPATINDO)
Jl.Bungur besar raya Blok. B3 No.83 Gunung Sahari, Kemayoran, Jakpus-10620
Telepon : +62-21-4262278,70901153
Fax : +62-21-4262278

Gabungan Pengusaha Kontraktor Nasional Indonesia (GAPEKNAS)
Jl. Pemuda komplek Ruko Graha Mas Blok AD No.21, Rawamangun Jakarta Timur
Telepon : +62-21-4717098
Fax : +62-21-4717099
Email : dpp@gapeknas.com

Gabungan Perusahaan Kontraktor Air Indonesia (GAPKAINDO)
Komplek Ruko Mega Grosir, Cempaka Mas Blok I No.39, Jl.Letjend Suprapto 10640
Telepon : +62-21-42900021,42900022
Fax : +62-21-42900022

Gabungan Kontraktor Indonesia (GAKINDO)
Jl. Raya Buaran Blok A No.84 Duren Sawit
Telepon : +62-21-8621901
Fax : +62-21-8621902

Asosiasi Kontraktor Konstruksi Indonesia (AKSINDO)
Jl. Kyai Tapa No.300, Jakarta 11440
Telepon : 56961245
Fax : (021) 5660326
Email : bpn.aksindo@gmail.com
Website : http://www.aksindo.org

Asosiasi Konsultan Nasional Indonesia (ASKONI)
Jl. Pemuda komplek Ruko Graha Mas Blok AD No.22, Rawamangun, Jakarta Timur
Telepon : +62-21-4717099
Fax : +62-21-4717099

Asosiasi Pengusaha Kontraktor Seluruh Indonesia (APAKSINDO)
Komplek Ruko Mutiara Faza, Jl.Raya Condet No.27, Kav RC No.1
Telepon : +62-21-87780397
Fax : +62-21-87780397

Gabungan Pengusaha Kontraktor Indonesia (GAPKINDO)
Jl. Letjen Soeprapto No.5043, Jakarta Pusat
Telepon : +62-21-4249293
Fax : +62-21-4205800

Asosiasi Kontraktor Seluruh Indonesia (ASKINDO)
Plaza Bisnis Kemang Faza, Jl. Raya Condet No.27, Kav RC No.1
Telepon : +62-21-79193542
Fax : +62-21-79193543

PERSATUAN KONSULTAN INDONESIA (PERKINDO)
Jl. Raya Pasar Minggu No.16 A/H
Telepon : 021-7982769, 7944490
Fax : 021-7944490
Email : dpp_perkindo@yahoo.co.id

Asosiasi Kot@aklindo.org, aklindo_pusat@yahoo.com
Website : http://www.aklindo.org

Asosiasi Kontraktor Bangunan Air Indonesia (AKBARINDO)
Jl. Otista Raya No.125/127, Jakarta Timur
Telepon : 021-70931019
ntraktor Ketenagalistrikan Indonesia (AKLINDO)
NARIBA PLAZA SUITE H8 Jl. Mampang Prapatan Raya No.39
Telepon : 021-7986039
Fax : 021-79193602
Email : pusa

Tidak ada komentar: